BIDADARI SENDIRIAN

kepada daun yang gugur di musim hujan, bidadari sendirian…

tanda ungu di sore kemarin mengungkapkan keperiannya, meranggas hening yang rumput di lapang rindu.

mengajak elang menari-nari, sepadu

tidak sendir, sebagai sudut-sudut bahu yang membungkuk..

tidak berlari, sebagai pengejar piala di pendaran pagi..

pun, tidak terusik sepasang mata yang lirik, patri..

lalu kepada rintikan dari sebuahkepakan elang yang kuyup…

kepada rinai hujan yang kian henti, sunyi yang akan mati..

bidadari sendirian, bergerak semakin turun mematri sembab, sebagai penenun selimut sepi yang telah lama berlumut, kedinginan….