“My Diary”

01 April 2o14

Dear, diary…. Hari ini adalah tanggal pertama di bulan kepergian Abahku tercinta…  tepat setahun yang lalu Beliau pergi meninggalkan kami semua. Beliau adalah Leader of my life sekaligus Cinta yang tak tergantikan sebagai seorang Ayah, meski ia tak sering menunjukkan senyum.. Aku tau cinta di dalam hatinya sangat dalam untuk kami, untukku..

Beliau adalah salah satu orang tergenius yang pernah aku kenal.. mengajarkan betapa pentingnya berjuang, berusaha meski hidup banyak siksaan, cercaan, hinaan dan pukulan.. Beliau guruku yang terhebat mengajariku bagai mana memasak sayur asam ikan asin, mengajariku melihat keaslian alam dengan ide-idenya.. Jujur, aku tidak merasa takut ketika berada di sampingnya meski di tengah hutan, tengah malam sekalipun.. Beliau pemberani, meski memang takut akan ketinggian. Dia tidak kalah dengan orang-orang sarjana, pengetahuan dalam berbisnisnya itu yang membuatku bertepuk-tepuk.

Sebenrnya, Ia hannya menyelesaikan sekolahnya di SD kelas II. Beliau merantau bersama kedua orang tuanya dan 1 saudara laki-lakinnya dari Hulu Sungai Kalsel ke daerah Lomu Kaltim.

Mengingatnya, aku sangat rindu. Rindu ketika ditanya “kapan pulang?” setiap hari Sabtu lalu disuruh membuat teh. Dia yang paling Bangga ketika melihat nilai raportku. Dia senang ketika aku membacakan pesan di HPnya yang berbahasa Inggris, dia mengejekku geli ketika punya pacar pertama, dan aku senang ketika dia menyuruhku memegangkan uang, ketika dia membelikan mainan masak-masakan, sepeda, kalung katanya hadiah ketika puasa sebulan penuh dan aku paling terharu dan senang saat Ia membawakanku sebiji kismis yang dibungkus plastik roko. Katanya untukku agar tahu rasanya buah dari Mekkah.

Dia tidak suka ketika kau malas, ketika aku takut naik sepeda motor, ketika aku lemah dan cengeng. Tapi Dia tak pernah menamparku..

Dia pernah membohongiku, katanya ia akan mengajakku jalan ketika tahun baru 2013, dia menyuruhkku cepat pulang tapi ternyata itu tak ada, dia malah senyum-senyum dan tertawa kecil ketika melihat wajahku cemberut berhasil dibohongi. Pernah aku bertanya, kapan ia mengajakku jalan ke SMD, dia bilang uangnya masih buat bikin rumah dan tunggu kalo uangny sudah ada. Tapi itu tidak pernah ada, Dia pergi lebihh dulu,, dan itu janji terakhirnya dari sekian janji yang selalu ditepati. Hanya satu janji yang belum selesai.. Tapi tak mengapa, Aku sangat megerti semua ini rencana Tuhan.

Abahku bukan pegawai negeri, bukan menejer, bukan pekerja batu bata, bukan juragan tanah, bukan artis, bukan kades, tapi Dia Abahku yang nomor 1 dengan gaya berpakaian model supir bajaj karena handuk kecil selalu bergantug di lehernya ketika pergi ke mana-mana.

#berlannjut

Sedikit Tentang “Sebatang Kara”

Bagi sebagian orang kehidupan itu bukan hal yang mudah untuk dijalani, kita sebagai manusia selalu tak pernah lepas dengan yang namanya “Bantuan orang lain”. Bantuan itu bisa saja berupa tindakan yang bisa dilihat dan yang tak dapat dilihat. Doa adalah salah satu bagian dari yang tak bisa dilhat itu.. Jika kita pikirkan lagi, sebenarnya kita tidak pernah sendiri bahkan mungkin memang jika kita hidup sebatang kara, hal itu tidak menutup kita sepenuhnya sendiri.

Sebatang Kara bukan hal yang buruk, tapi yang menjadi terburuk adalah ketidak puasan kita terhadap takdir yang demikian. Menganggap bahwa tak ada satu pun orang yang perduli dengan hidup yang kita jalani. Padahal apa pun itu secara tidak langung kita sadari, orang-orang disekeliling kita adalah orang yang mungkin pernah membantu kita. Tinggal kita, pernahkah kita membantu orang lain???

Hidup ini memang rumit, tapi jika kita memulai dari diri sendiri untuk menyadari bahwa Sebatang Kara itu bukan berarti harus merasakan kesendirian yang teramat miris , kita tidak sendiri jika sama-sama memahami. Jadikanlah Sebatang Kara media untuk kita sadar bahwa kita perlu berbagi bukan minta dibagi. Karena jika kita membagi, bisa saja kita menapatkan hal yang lebih baik. Bersyukurlah…

Say Something Feat Christina Aguilera oleh: A Great Big World

Say something, I’m giving up on you
I’ll be the one, if you want me to
Anywhere, I would’ve followed you
Say something, I’m giving up on you

And I am feeling so small
It was over my head
I know nothing at all
And I will stumble and fall
I’m still learning to love
Just starting to crawl

Say something, I’m giving up on you
I’m sorry that I couldn’t get to you
Anywhere, I would’ve followed you

Say something, I’m giving up on you
And I will swallow my pride
You’re the one that I love
And I’m saying goodbye

Say something, I’m giving up on you
And I’m sorry that I couldn’t get to you
And anywhere, I would’ve followed you
Say something, I’m giving up on you
Say something, I’m giving up on you
Say something..

Mau Mati Rasanya

Apa yang membuat kamu sebahagia Nobita memiliki Doraemon?? Apa coba?? Ditembak Aliando? Ditembak orang yg kamu suka??  Ditaksir kaka kelas? Dikepo-kepoin mantan??  hahahahhahaaa Pasti ada yang berpikir ini MIMPI. Bagi yang menganggap ini ketidakmungkinan, sekarang rubah pikiran itu. Tidak ada yang tidak mungkin kawan…, ciehhh…

Emang sih semua itu hanyalah ketidak mungkinan bagi kita – kita yang terlalu duduk manis tapi rasanya gak pernah manis. Yakin gak pernah manis??? Aku sih yakin kalo hal itu akan ada baiknya.. ni dengerin Jangan kecap rasa manisnya ajha, karena rasa asem itu kadang dicari banyak orang malah direbutin-rebutin (rujak buuuu).

Ahhh sudahlah kita sekarang bicara yang manis-manis ajha dulu. Jadi begini,,,,,,, Bisa dikatakan beberapa tahun yang lalu, aku pernah menglami hal terindah, termanis, tersentuh, dan ter ter yang paling dicari lainnya, mmm tapi bukan ikan teri juga koq.

Moment itu berasal dari ketidakmungkinan yang pernah aku pikirkan, aku pernah berharap menjadi dekat dengan seseorang…. Bahkan menjadi yang paling terbaik dan terindah bagi seseorang.. 6 Tahun, aku masih dengan harapan yang sama. Terlibat dalam kenyataan cinta Yg teramat rahasia sebelumnya, sebuah pasar malam yang ku kenang baik-baik di mana di sana ku lekatkan segala ingatan tentang “Sendal Jepit Merah Hati”. Iya aku pemiliknya, malam itu entah kenapa sendal itu membuatku merasa risih mengenakannya. Tali sendal itu ada yang putus, aku tertunduk, meringkuk ke bawah berusaha memperbaiki suatu sumber permasalahan itu. Banyak orang disekitarku, aku malu. Tiba-tiba suara seseorang mengetuk rasa kesendirianku (di antara banyak orang).

“Ngapain??”

“Ini sendal aku, putus tapi kayaknya bisa dibaikin”

“Coba sini aku liat”Ahhh mau mati rasanya… kira-kira seperti itu kejadiannya. Dia adalah DIA, tak pernah kusangka dia sebaik itu padahal di sekolah dia adalah orang yang cuek. Tangannya yang mungil, matanya yang seolah menajdi ku rasa nakal menjalar-jalar melewati retina di mata lalu abadi ke pikiranku. Dia pegang sendal itu, padahal ku tau itu bukan sendal yang besih. Dia memperbaikinya dengan tangannya, sembari menatapku. Ahhh mau mati rasanya, terjadi kontak mata di sana aku tidak bisa berlama-lama menatapnya lalu ku tundukan kepalaku dengan jantung yang terlanjur berdegup-degup. Aku bisa apaa??? Diam, tanpa suara sampai ia selesai dengan pekerjaannya kemudian aku langsung pergi dan berlari, pun mengucapkan terimakasih setelah aku berada agak jauh darinya. Ahh cinta monyet memang terlihat lucu!

Sejak saat itu, Aku sering memperhatikan dia. Merasa iri dengan teman-teman yang selalu bisa dekat dengannya, berlari berkejar-kejarannya dengannya. Cemburu! Apa dia tau aku memperhatikannya?? Sepertinya tidak. Ku coba lupa dia. Dia lulus sekolah dan melanjutkan pendidikannya ke tingkat yang lebih tinggi, tidak di sini, tidak dengan aku yang memperhatikan setiap hari gelagatnya, cara berjalannya yang betapa bodohnya pernah kuikuti. 6 tahun berlalu, aku masih dengan ingatan yang sama.

Ku dengar ia berhenti sekolah, miris dan sesal yang kurasa. ingin sekali ku dekap pendengarannya ingin ku bisikan “Jangan Menyerah”. Tapi siapa aku?? Hahahahaa secret admirer! Kendati demikian, keadaan berubah 180 drajat sejak ia tiba-tiba duduk di sampingku pada suatu moment yang ter- berikutnya, pada suatu ketika sekolahku mengadakan perayaan HUT RI. Mengajakku bicara, mengajakku bercanda. Ahh kau sudah remaja anak muda! Muslihat apa ini? Dia sampai mendekatiku dan meminta nomor ponsel tanpa ku bilang iya “kuberi”.

Masihkah kau ingat sendal jepit merah hati 6 tahun yg lalu?? Samar-samar katanya. Tapi aku cukup senang tak sepenuhnya ia lupa. Setidaknya aku punya kesempatan harapannku tak sia-sia. Kami menjalin hubungan…. Ku dengar ia akan tetap kuliah, aku senang mendengarnya. Ku dengar juga ia akan menjadi imamku.

Ini Pacar pertama dengan rasa yang sudah berbunga lama. Banyak yang tau hubungan ini, mungkin bisa kita ingat kembali betapa lagu Bunga Cita Lestari kukatakan teramat mengena dengan keadaan itu. Ingin rasanya selalu kunyanyikan sepenggal liriknya “Mereka juga pernah muda”. Bahagia??? Bahagia pastinya, bahkan teramat bahagia. Tapi, benar bahwa kebahagian di dunia tak ada yangg abadi. Akhirnya hubungan kami berakhir. Dengan pernah sekali berbalikan. Aku tidak ingin menceritakan sebabnya di sini dengan beberapa alasan yang sangat tidak perlu untuk diketahui banyak orang. Biarlah hal itu menjadi hal yang terpribadi dalam sejarahnya. Biarlah adanya  perasaan cinta yang pernah teramat dalam, pergi dengan keharusannya. Tak perlu ada yang disesali. Yaa itulah yang selalu kukatakan padanya.

Bagaimana rasanya??? Hancur pastinya… Ibaratnya tak berbentuk, tak berdarah namun pedih.. Ahhh sudahlah..

Ku dengar beberapa saat yang lalu ia menikah dengan seseoarang yang ku kenal sebagai teman akrabku. Menikah?? Mendengar kata itu hal yang pertama terbesit dalam pikiranku adalah sebuah kata “Semoga”.

Ya semoga.

Sudahlah… Aku tidak perlu mengatakan dengan serius aku dan hatiku sedang menangis saat menulis ini

Foto0116

Apalah…

Malam itu ku hirup sepat wangi bunga dari hutan… Dua kenangan yang kembali menjelma, peri kayu dan lebah madu. Wanita yang riwayatnya ditinggalkan di gubuk itu memintaku untuk menemuinya, ia bicara seolah punya tong kosong untuk diserahkan. Memang tak dapat dipungkiri, kemarin sekali aku bicara sendirian tidak ada hal lain yang dapat ku ceritakan untuk membuat seseorang lebih tahu kecuali ku sematkan pada tong yang serupa untuk beberapa waktu kemudian.. Rupanya wanita itu mendengar dengan penuh perhatian. Aku yakin sekali tak ada siapa pun hari itu entah dari sisi mana ia tahu, ia ingin aku menerima sebagian yang ia tangani. Tapi dengan apa dia bisa tahu?? Kecuali dia adalah orang yang pernah datang ke tempat yang sama yang pernah aku kunjungi. Aku telah seperti sesuatu yang benar-benar butuh dikasihani.

Tuit Sampah

#Pada hati sebuah rasa bersembunyi. Disekap kebekuan mati kata. Tiadalah,,, sampai kau benar tiada. Sampai empunya lupa.

#Aku seperti telah mati untuk keseringan berkata “KAMU”.  Aku nampak telah bisu untuk kesekian kali jari-jariku melambai di belakangmu.

#Kepada seseorang, maaf jika aku mengusikmu… Kau risau? Kau boleh hapus aku… Kau takut aku sedih? Tenang, aku seorang pelupa….

#Dengar, tong kosong itu akan ku isi cemburuku agar kelak dia mendengar lebih nyaring dari yang lain bahwa aku pernah cemburui dia

dan keranjang buah itu akan kugantikan dengan rindu, agar kelak dia sadari “buah apa ini yang rasa asam, pahit dan manis menjadi satu?”

#Racun apa yang kau sematkan di jantungku? Detaknya terasa perih setiap kali aku berada di depanmu.

#Aku ingin pada akhirnya kau bilang “bahkan kau tak tahu aku memperhatikanmu”

#Untuk 5 detik atau paling tidak kurang dari 2 detik kau berada di sana, mencoba mencariku dengan melihat tempat yang sering ku duduki.

#Aku benar-benar ingin pada akhirnya kau menoleh dan bicara “aku mengingatmu sejak lama”

#Aku tidak tahu semanis apa kenanganmu, semua semut menghalangiku meraihnya,,, seolah ia tak ingin aku memiliki bagian darimu…

#Apa kamu yakin, hanya kamu orangnya yang ingin melihatnya bahagia? Meski kau demikian rindu, kau tak bisa begini… Cintak bukan dimiliki, sebelum ia deserahkan….

#Ku dengar kau juga pandai merajut selimut. Apa kau juga orang yang memakai selimutmu sendiri?

#Jika yang kau anggap adalah dirimu sendiri, seharusya kau tak perku lagi menjadi dirimu… jadi saja orang yang lain.

#Jika yang kau ingat adalah wajahnya, maka kau akan lupa 30 tahun lagi, 10 atau mungkin paling cepat seminggu setelah ia kau putuskan untuk dilupakan.

#Ku dengar kau tak lagi menyukai puisi

#Aku ingin bersikap biasa saat mendengar kamu tak lagi seperti dulu

#Aku akan membaca semua yang kau sebut hanya tulisan… Itu membuatku mendengar, kau baik-baik saja dan semakin bahagia.

#Barangkali kita tidak perlu disatukan dengan sebuah kata, mungkin kau hanya perlu mengkalimatkan dalam gerak apa yang kau rasa… Karena ada yang bilang bisu bukan sesuatu yang benar-benar tak dapat diisyaratkan

#

Proyek Khayalan

ammmmmm…. i let try to tell you to know this my mind :

Di suatu hari yang mendung diikuti kemudian rintikan hujan, bau bau basah menyembul kala itu dan di balik dinding rumah nampak ada seorang remaja tengah tersenyum ria menatapi suasana luar dari balik jendela kacanya. Dia adalah Raisa si buruk rupa ehh bukan sihh rupanya tidak seburuk itu sebenarnya.

Raisa adalah anak remaja kelas X di SMA Merdeka. Kesehariannya menonton, tidak suka menyibukkan diri di dunia telpon menelpon sang pujaan hati karena memang tidak punya haha dan dia tidak suka hal yang  berbau make up seperti kebanyakan temannya karena ia pikir itu akan menarik perhatian makhluk lawan jenis, seperti yang telah disabdakan Rasulullah bahwa menarik perhatian itu tidak baik.

Sebenarnya tak satu pun yang ia mengerti dari sekian banyak teman-temannya ketika sudah bicara di kelas tentang idola mereka yang dari negeri ginseng. Hampir-hampir ia bingung menentukan mana yang jadi pendengar, mana yang jadi komunikan ketika teman-temannya masing-masing pletak pletok berucap lebih dari 500 kata , MUNGKIN. Raisa hanya ikut terrenyum di tengah kegandrungan saat-saat seperti itu.Bukan tak suka, Rasia hanya lebih senang dengan hal lain, hal itu tentang seseorang  di hadapannya di beberapa senja.

“Raisa, kemarin aku putus sama dia, dia selingkuh dari aku. Kamu taukan sakitnya itu, Raisa? Sakitnya tuh di sini…” Curhat seorang teman Raisas sembari menangis seperti anak SD di depan Raisa.

Ya sudahlah, Ern itu artinya dia gak baik buat kamu. Nanti kita car lagi yang baru, ok?” Canda Raisa.

“Yee.., kamu sih gampanag ngomong begitu, ngelupain dia gak semudah yang kamu pikirkan, dia adalah nafas hidupku” Ern membantah kesal ucapan Raisa tadi.

“Ya ampun Ern, dia itukan cuma Idola kamu, di tv pula. Ngapain juga sih kamu harus nelangsa kaya gini?”

“Tapi kan aku suka banget sama dia, masa dia harus pacaran sama si itu? Yang sot cantik. Aku belum siap Raisa…. Apalagi kalau sampai dia menikah”

Raisa cuma bisa memangku dagunya dengan satu tangan di atas meja, mencoba memahami kondisi seseorang yang sedang ada di depannya sementara tangis  Ern semakin jadi. Dari sini  Raisa menyadari antara rasa suka, cinta, dengan ngefans itu hampir sama, tidak jauh berbeda, ada sama-sama rasa  sakit saat semua terlihat seperti penolakan.

Di rumah, kebiasaan Raia pun hanya sedikit, Raisa lebih sering menulis dan ngetwit di sosmed. Kadang ia senyam-senyum sendiri, kadang pula meneteskan airmata sendiri, bahkan marah-marah sendiri, sampai-sampai ibunya yang memperhatikan berucap seperti ini

“Raisa…., hapenya jangan dimarah-marahin dong! Dari pada digituin mending kasih ke ibu aja…”

“lah.. ibu…  –__–

Hal yang membuat Raisa tersenyum hanya satu, hal yang membuat Raisa menangis juga hanya satu, hal yang membuat Raisa marah juga sama, hanya satu.

Hal itu adalah tentang seseorang yang disebut DIA.

DIA bukanlah kekasih Raisa, bukanlah teman Raisa, dan bukan pula seperti yang diidolakan oleh teman-temannya di sekolah. DIA adalah seseorang  yang manis di beberapa senja hari bagi Raisa.

Raisa tersenyum ketika timeline twitternya dipenuhi twit DIA yang berisi hal-hal lucu dan ketika DIA pun membalas salah satu mention Raisa. Ya hanya salah satu.

Raisa meneteskan airmata ketika timeline itu berisi bahwa DIA tak pernah sama sekali tahu ada Raisa yang terluka membaca twitnya tentang orang lain, dan Raisa marah, ketika DIA masih mempertahankan orang itu saat DIA terluka.

Jadi selama ini Raisa adalah???? Ya, Raisa adalah SECRET ADMIRER, Stalker, dan kata-kata kutukan alay yang lainnya.

Betapa bodohnya orang seperti itu. Apa Raisa perduli??? Maka jawabannya adalah TIDAK, sebab cukup lama Raisa mengerti, diam adalah cara mencintai tanpa mellukai DIA.

Ini bukanlah keegoisan, tapi memang pada dasarnnya perempuan tak pernah cukup mampu mengutarakan perasaannya. Kendati demikian, kebahgian di balik itu semua juga jtentu ada. Bersabarlah para secret admirer….

#Ku sebut ini RAHASIA yang kemudian kamu tau, setelah dunia benar-benar beku…

atau yang kemudian kamu tetap di sampingku jauh, tanpa dunia..

Pada suatu waktu…, Raisa tertegun ketika DIA dihadapannya sedang tersenyum fan melambaikan tangan nampak ke arah Raisa. Namun baru saja Raisa hendak membalas tangan itu seseorang debelakangnya menyebut nama DIA. Rupanya senyuman dan lambaian itu bukan untuk Raisa, melainkan orang di belakangnya.

Sontak Raisa terkejut  dan buru-buru mengalihkan gerakannya seolah – olah Raisa menggaruk-garuk telinga.

“ehhh nyamuk, bikin gatal aja” Kilah Raisa yang mencoba menyembunyikan ekspresi sebenarnya.

Kejadian di depan gang itu membuat Raisa berjalan pelan menuju rumah. Sesaat menoleh ke belakang, memandangi 2 onggok tubuh menjauh dari penglihatannya dan sebuah genggaman sepasang tangan nampaknya sukses membuat api cemburu Raisa menjadi..

Di rumah, Raisa menjadi bengong, tidak ada hal yang yang dilakukannya kecuali berpangku tangan di balik jendela kamar, memandangi bintanf-bintang yang menghias suasana malam kala itu.

“Klik-klik” Hape Raisa berbunyi tiba-tiba. Raisa malah menoleh sebentar ke handphonennya seolah tak ada niat untuk membaca pesan di sana. Raisa memang bukanlah remaja pada umumnya yang senang smsan, jadi Raisa berpikir bahwa mungkin itu hanya pesan dari operator.

“Ding dong ding dong ding dong dong” Kali ini hp Raisa berbunyi lagi, namun bukan sms melainkan panggilan telepn.

“Hallo…” Akhirnya raisa meraih handphone itu..

“Hallo, Raisa ini aku, Ern masuk rumah sakit tadi”

Ternyata itu telepon dari teman sekolah Raisa yang sedang mengabarkan hal penting, namun nampaknya raisa kurang mengupdate informasi di awal

“ohh gitu,,, ” Santainya Raisa menjawab.

namun beberapa detik setelah itu Raisa mulai menyadari hal aneh,

“Apa kata lu barusan? Ern masuk rumah sakit? bukannya tadi siang dia baik-baik aja?” Tanya Raisa kemudian yang baru tersadar atas informasi tersebut.

“Sompet luuu Raisa…! Lambat banget tanggepnya… Jadi giniii… Ern tadi bepergian dari rumahnya, dia berangkat dari jam 4 sore, sebelum itu dia sempat menurunkan kucing di atas pohon depan rumahnya.”

“Stop.. Ca stop.. bahasa lu terlalu kronologis. Mending ke pointnya ajha, atau gww tutup ni telp..?”

“Ett dah lu Ra… iya, iya, tadi gw ngomong sampai mana?”

“Jadi lu mau ngabarin gw tentang Ern atau mau mempraktekan betapa bodohnya gw dihadapan lu?” Dari kata-kata itu, emosi Raisa mulai memuncak, sementara pertanyaannya tak terjawabkan.

“Sorry Ra, gw terlalu kebawa peran, sebenarnya tadi Ern mencoba bunuh diri dengan mencoba menyodorkan dirinya ke jalan raya. Tapi, bukannya ketabrak sama mobil di jalan raya itu melainkan ketabrak sama gerobak pentol dari arah samping yang kebetulan lagi ada rajia pedagang kaki lima, semacam buru-burulah tukang pentol itu. Dan al-hasil, Ern berhasil ketabrak dan jatuh, kakinya ketindis roda ntu gerobak dan lebih parahnya ntu tukang pentol melarikan diri.” Chaca pun serius menjelaskan tak lagi seperti sebelumnya.

“Jadi posisi rumah sakit Ern sekarang di mana?” Raisa bertanya kebali

“Rumah sakit Nusa Bangsa, jl Kusuma no 46”

“Ok, Thanks”

Percakapan telepon itu pun berakhir, namun rasa was was Raisa belum padam. Raisa memutuskan menjenguk Ern. Buru-buru Raisa mengganti baju, tanpa bercermin dan make up, namun baru ia akan membuka pintu kamar, sontak Raisa terhenti dn melangkah mundur menoleh ke sisi kanan, lalu diraihnya senter di atas meja belajarnya.

“Maaa,,,, Teman Raisa masuk rumah sakit tadi, jadi Raisa mau nengok dia sekarang, jadi Raisa boleh jalan ya, ma??” Raisa meminta izin pada ibunya untuk ke rumah sakit sambil berlari-lari menuju pintu depan

“ehh…, jangan buru-buru kalo jalan, kalo memang benar boleh ko tapi jangan lupa berdoa” Ingat Ibunya Raisa kepada anak satu-satunya itu yang gesit tidak ketulungan.

“iya, ma iya, assalamualaikum…”

“wa alaikum salam… Ra, Sa, Raisa kalo pulang bawain martabak ya…” Ucap beliau setengah berteriak sebab Raisa sudah di luar rumah secepat kilat (Ehhh ga deng). Raisa meraih sepeda (ontel)nya dari garasi, segera Raisa, mengayuh pedalnya.

Tepat hampir mendekat pintu gang, Raisa seoalah melihat bayangan yang begitu besar menyusuri tembok rumah-rumah orang di sekitar itu. Sebenarnya, Rasia merasa takut dan untuk mengurangi rasa takutnya, Raisa menutup mata dan akan dibukanya setelah melewati pintu gang. Sementra sepeda Raisa tetap dikayuhnya pelan. Tiba-tiba saja sepeda Raisa seperti ada yang menghentikan dari depan. Pelan-pelan Raisa membuka matanya, diliriknya dari ujung kaki perlahan, Raisa sudah mulai terkejut diperkirakan makhluk di depannya adalah monster rawa-rawa karena berlumuran lumpur, hampir tak menandakan bahwa makhluk itu adalah bangsa abad sekarang dan tiba pada saat ke arah wajah, Raisa terkaget bukan main sampai ia taksadar berteriak cukup keras.

“AAAAAaaaaaaaa……” Raisa histeris saat itu..

“Ehhhhh ehh.. maaf, maaf bukan maksud gw buat nakutin, gw manusia kok cuma tadi kecebur di go g got maksudnya” Makhluk itu mencoba menerangkan yang sebenarnya.

“Gw gag percaya, lu pasti alien!!!, AAAAaa” Raisa sekenanya menerka dan lanjut berteriak..”

“bukan…” Elak orang tersebut

“Oh jangan-jangan lu pencuri di  komplek ini kan??? dan pura-pura berpenampilan seperti itu supaya tidak ada yang mengenal…??? aduhhh bagaimana ini” Raisa malah semakin berpikir jauh dan membuatnya takut terlihat saat ia menutup mulutnya dengan kedua tangan.. Namun orang yang dituduhnya itu tidak ingin ada kesalah pahaman

“Bukan… Bukan separah itu koq,  gw tadi kecebur di got waktu pulang dari ngedate sama pacar gw, bukan kecebur sihhh tapi didorong orang lain yang ngaku pacarnya pacar gw di tengah jalan, tapi kalo loo ga percaya, lu boleh lihat foto ini, itu foto gw waktu masih keren ehh maksudnya waktu ga kena lumpur kayak gini” Makhluk itu menjelaskan identitasnya dan merogoh selembar foto dari dompetnya, kemudian ia berlalu dengan wajah tertunduk dan pasrah seolah ia telah benar-benar mengalami kekecewaan terberarat hari ini.

Raisa menjadi terdiam setelah mengambil foto itu namun ia tak punya waktu untuk memperhatikan foto tersebut dan hanya menyimpannya ke dalam kantong baju karena kemudian Raisa ingat akan Ern yang saat ini berada di rumah sakit dan Raisa pun ikut berlalu tanpa berkata apa pun

Tiba di rumah sakit….

“Ern, Lu apa-apaan sih, hidup lu itu masih panjang” ucap Raisa seketika sampai di kamar tempat Ern di rawat.

“terserah lu Raa….” Jawab Ern,parah..

“Gini yaa Ern, hidup kalo diakhiri dengan bunuh diri lu gak akan pernah tau apa sebenarnya yang akan terjadi ke depan…” Raisa mencoba untuk mengulurkan nasihat pada sahabatnya itu.

“Hah??? siapa yang….. lu pikir gw mau bunuh diri?? Sompret lu Ra! Bantah Ern yang tidak terima dikira ingin mengakhiri hidupnya dengan hal yang  konyol.

“Lhaa terus tadi yang diceritain Chaca ke gw? ” Raisa pun meyakinkan kembali sambil menghempaskan tangannya ke kaki Ern dan sontak Ern berteriak “AAAAAaaaaa” Tega lu Ra, iniiii kaki gw yang sakit” Ern menysalkan perbuatan Raisa yang sebenarnya tidak sengaja.

“ehhhh sorry Ern, khilaf… hehehe”

“Nih dengerin yaa Ra, gw bukannya mau bunuh diri!! Gw tadi ngeliat ada anak kucing di seberang jalan dia hampir keinjak sama kaki-kaki orang yang berlalu lalang. Nah saking kasian dan paniknya gw lupa berhati-hati hingga akhirnya…. U know lahh… sekarang gw berada di sini dengan proses kejadian yang agak konyol” Ern menerangkan pada Raisa yang ternyata agak sedikit trnganga.

“ohhhh gitu ya Ern…” Raisa ini mulai mengerti apa yang terjadi sebenarnya.

Dari kejadian itu timbulah suatu pelajaran bahwa apa yang kita lihat tidak selalu seperti kejadian dan maksudnya.

Di ruang itu Raisa mulai bercakap-cakap dengan Ern masalah yang lain. Raisa mencoba menghibur Ern dengan berbagai lelucon.

“Bwahahahahaa lu kayaknya perlu difoto buat dokumentasi” Ujar Raisa pada Ern seketika

“Nah boleh.. boleh.. cepetan lu fotoin gw heehe” Ern ternyata setuju dengan pendapat Raisa meski pun sebenarnya kakinya terasa sakit , namun seolah tak dihiraukannya dan malah Ia memasang Phose yang agak Narsis, ehmm maklumlah sifat-sifat anak alay zaman sekarang wwkwkkkwkwkk

Gaya yang dikeluarkan Ern pun bervariasi mulai dari gaya so cool, sampai kaki diangkat-ankgat, darri lidah dikeluarin sampai kegigit-gigit.. #ehhhh

Tiba-tiba Raisa teringat sesuatu, semacam ada yang dilupakannya sesaat tadi. Yaaa foto! Foto Ern yang belum dicetak ehh bukan tapi foto seseorang yang teramat misterius di jalan tadi. Raisa merogoh benda itu di kantongnya lalu diangkatnya tinggi-tinggi berusaha menerawang ke cahaya lampu siapa sebenarnya seseorang tadi. Ern yang terheran melihat tingkah Raisa yang aneh tersebut mengerutkan keningnya, ia memang tidak tahu kejadian yang sebenarnya. Sementara Raisa masih terus memandang foto tersebut, nampaknya Raisa pernah bertemu dengan seseorang itu, entah siapa tapi yang pasti orang itu tidak dikenal Ern.

“Jadi itu loe” Dalam hati Raisa bersuara…

“woyy kesambet lu Ra?” Tegur Ern yang kurang sabaran bertanya “Siapa sih??” Tanya Ern..

“ohhhh itu foto tersangka pencuria kemaren” Sekenanya Raisa menjawab dengan tak sebenarnya (makna konotasi). Maksud Raisa sebenarnya adalah orang itu Pencuri hatinya sejak kemarin.

“Ohhh yaa Ern gw pulang dulu yahh, orang tua lu kan juga ada di sini buat jagain lu, Raisa buru-buru berpamitan ingin pulang.

“Ok Ra, lu hati-hati di jalan dan lu juga harus waspada lu bilang tadi kan ada pencuri” Ern mengijinkan Raisa pulang denga kata-kata yang hampir ditertawkan Raisa karena itu membuat Raisa berhasil berbunga-bunga.

“ahhh lu baik banget Ern… Ok deh tapi gag papa koq kalo gw ketemu pencuri itu hehehehee” Jawab Raisa

“Hah maksud lu Ra???” Ern bingung dengan jawaban Raisa tersebut.

“ehhh maksudnya makasih Ern udah ngingatin, gw akan hati-hati” Raisa tergagap menjelaskan pertanyaannya sebelumya. Raisa lalu pulang setelah itu.

Dengan hati berdebar-debar, menyusuri dinginnya malam kaki Raisa mengayuh kencang pedal sepedanya menuju pulang. Di perjalanan itu Raisa tak henti-hentinya terbayang wajah di foto itu. Bahkan sampai Raisa berada di kamarnya dengan tidak memperhatikan panggilan ibunya padahal ibunya sebelum dia pergi ke luar ada pesanan yang dititipkan pada Raisa.

“Yaa ampunnn tadi kayak ada yang manggil dehh, siapa yaa???? Faaakkkk itu kan mama tadi” Raisa baru saja menyadari setelah sekian menit terbuang percuma oleh bayangan makhluk di jalan tadi. Dengan cengengesan Raisa pun segera beranjak dari persemediannya menuju luar kamar.

“ehhh mama hehehe.. Sorry ma tadi Raisa lupa beli martabak mama soalnya Raisa masih syokk *syok dengan makhluk itu padahal* Raisa menjelaskan hal itu dengan muka so polos dan ketawa-ketiwi

“Ohhh gitu yaa, pantesan waktu jaman mama dulu mantan mama lupa gitu sama mama gara-gara temennya juga kecelakaan, yaudah kamu tidur ajha gih,,” Begitu reaksi ibunya Raisa yang tak terbantahkan.

“-____- bagus ceritanya ma bisa dibikin teks eksposisi ” Dalam hati Raisa

Terakhir dari percakapan itu Raisa cuma bilang terima kasih pada ibunya lalu langsung tidur.

Pagi ini adalah hari ke 7 setelah kejadin Ern. Pagi tanpa basa-basi di mana orang-orang dengan kesadaran yang normal mengikat keterjagaannya dari istirahat semalam. Senin, di bulan ke tiga. Di bulan ini banyak sekali siswa-siswi Indonesia yang sibuk, mereka tentunya harus mempersiapkan banyak hal untuk menghadapi Ujian Nasional yang katanya lebih dari film horor mana pun. Berbeda dengan Raisa, Ia nampak santai di tempat tidurnya tak ada kesalahan yang nampak ia sesali sedikit pun kecuali radar 12 detiknya yang hari ini harus terhenti. Kenapa??? Ia tidak pergi ke sekolah, biasanya radar 12 detik itu terjadi setiap sore saat pemilik mata berwarna coklat itu pulang sekolah. Mata coklat itulah yang menerima radar 12 detik, radar yang cukup kuat untuk ukuran mata coklat Raisa. Jatuh Cinta setiap 12 detik. Apa hanya saat itu Raisa jatuh cinnta???? Bukan itu maksudnyaa…, Raisa merasa tak ada yang dapat ia kurangi dari 12 detik itu berlalu, semakin ke sini semakin Ia takluk akan radarnya. Maka, setiap 12 detik rasa itu mengalami regenerasi, semacam terjadi siklus yang berulang-ulang semakin aneh dan tak tahu harus bagaimana Ia mengendalikan. Raisa tak pernah berpikir sebelumnya, ada radar seperti itu dalam hidupnya. Ahh tapi ini memang terlalu palsu bagi siapa pun yang tak ingin mau tahu.

“Huaammmm ini hari apa yaa??? Kenapa liburan ini bikin gw pelupa. Jangan-jangan gw adalah seorang pengidap Alzheimer?? Duhhh gmna nihhh…., mmm tapi siapa takut sama alzheimer?? Gw kan punya radar 12 detik heheheee…” Inilah gilanya Raisa jika diperhatikan, dia bicara sendiri pagi itu dengan tubuh yang masih membentang dari lempengan sumatera sampai papua berbanding dunia, atau dapat disebut dengan nama yang tidak asing “tempat tidurnya yang menyempit”. Kadang, apa yang Raisa ucapkan jarang sekali ia pikirkan sebelumnya bahkan Ia khawatir akan penyakit Alzheimer, padahal penyakit itu hanya akan menyerang saat manusia sudah berusia lanjut dan itu pun terjadi pada orang tertentu. Menyangkut penyakit itu, Alzheimer adalah penyakit yang membuat penderitanya menjadi kehilangan daya ingat dalam hidupnya secara berangsur-angsur hingga membuat penderitanya mengalami kematian atas penyebab penyakit tersebut. Bahkan penderita penyakit ini akan lupa siapa keluarganya.

“Raisaaaa….. Ini sudah jam berapa?? Kamu mau jadi apa  nanti, bangunnya dicepetin dong… –__– *glekk *” Ibu Raisa meneriaki putrinya itu yang Ia pikir Raisa terlalu pemalas seukuran makhluk berjenis perempuan. Namun Ibu Raisa terhening sesaat, menerima kondisi kamar Raisa yang tak ada penghuninya.

“–__– kemana makhluk itu bersembunyi” Benak ibunya… Makhluk??? hahaha begitulah Raisa berjuluk di mata seorang Ibunya.

Krik…krikk.krikk.. bunyi jangkrik settingan malam hari mempengaruhi suasana itu tiba-tiba hingga dari arah datangnya sinar matahari pandangan Ibu Raisa silau dan bergerak mengikuti jatuhnya bayangan benda di dinding kamar Raisa. Ada seonggok bayangan yang terbentuk di sana, tubuh Makhluk planet yang tak diakui, Raisa. “Kenapa Raisa hanya dalam bayangan??” Benak ibu raisa sejenak, memusingkan 2 otak kiri dan kanannya. Mendekat pelan, mendepakkan kakinya ke lantai secara endap. Ia berpikir mungkin putrinya telah benar-benar bergabung dengan alien (wow keren),

“Apa ? Apa kau tak pernah mendengar ini? ini adalah satu-satunya Radar 12 detik yang aku punya. Kamu boleh memilikinya sekarang” Adakalanya suara Raisa terdengar demikian, sedang Ibunya penuh dengan tanya yang tak normal. Ini menjadikan pikiran Ibunya semakin mengarah tentang Alien, sekali lagi Ia berpikir bahwa Raisa kini sudah dapat bicara dengan salah satu dari mereka.

“Tertangkap kau sekarang, mahkluk pencuri manusia” Sembari berloncat kearah sumber bayangan tadi, Ibu Raisa bersemangat menangkap ketidak normalan yang ia pikirkan sejak tadi di tempat itu.

*Glekk* Namun, dengan 3 kedipan Raisa terhening, terbungkam suasana.

“Apa yang terjadi??” Benak Raisa setengah terkaget.

“Mama kenapa? kenapa aku ada di bawah ranjang begini??” Raisa mencoba bertanya pada Ibunya yang pasti lebih tau keadaan saat ituu.

“Ehhh ga ada apa-apa. hehehehee mama cuma pengen ngagetin kamu koo.. ehh iya kamu tidurannya udah yaa ini udah siang ga ada alasan malas malasan meski libur. Cucian kamu harus kamu selesein sendiri, lagian kamu kan harus nemeni mama ke pasar hari ini.” Point Ibunya pada Raisa cukup mendesak ketidak siapan Raisa. Raisa tak mendapat jawaban apa yang terjadi pada dirinya sedang Ibunya masih merasa malu diam-diam karena ketidak normalan tadi ternyata kenyataannya adalah Raisa terjatuh dari tempat tidurnya tanpa Raisa sadari dan sampai Ia puas bermimpi hingga terdeskripsi dalam igau bukan karena Alien yang seperti imajinasi Ibunya.

#lagi ngetik yang lain, ini belum selesai.

belum bisa lanjutin ini sekarang..

Penyakit Baru

Ini bukan tentang penyakit yang baru ditemukan oleh dokter dunia, atau jenis penyakit yang menghebohkan para makhluk di bumi yang bernama manusia.

Bicara tentang penyakit, kita sudah membayangkan berarti ada rasa sakit.

Sebenarnya ini hanya tentang penyakit yang baru saya alami, kemarin di Hari Selasa tanggal 17 Februari 2015 di mana cuaca sejak pagi sampai tengah hari begitu dingin, sebab hujan turun di hari itu.  Saat itulah saya menyadari ada hal yang aneh pada diri saya, dimulai dari rasa aneh dibagian punggung hingga sampai ke pergelangan tangan. Apa yang terjadi? Awalnya saya tidak mengerti, saya anggap itu hanya rasa biasa sebab rasanya seperti digigit semut, ya Gatal. Saya malah berpikir mungkin ini biang, lalu saatt pulang sekolah saya langsung mandi berharap rasa gatal itu berkurang dan harapan yang paling besar adalah berhenti. Tapi……. sepertinya anggapan saya tentang biang, salah 100 %. Tiba-tiba saya mulai curiga dengan penyakit yang diceritakan teman saya di kelas sebelumnya, katanya mungkin ini alergi dingin.

Mengingat baru pertama kali saya mengalami ini dan merasakan gatal yang luar biasa, saya ketakutan sampai menangis. Ya, saya menangis seperti anak kecil. Saya takut kalau saja ini akan berlanjut sampai hari berikutnya atau bahkan sampai selamanya. Sumpah ini sangat Horor bagi saya, sebab tak hanya rasa gatal tapi timbul bintill-bintil yang meluas dan nampak besar. Bahkan wajah saya juga terkena…

Ngomongin Hobby

Hoby adalah kegiatan yang kita lakukan dengan senang hati yang berlangsung terus menerus, tidak berhenti di satu hari. Hoby bisa mengantar kita kepada kesuksesan dunia dan ahirat. #eaaaa

Banyak orang di dunia ini sukses karena hobynya.. Ia menjadikan hobynya sebagai sarana meraih keuntungan. Misalnya hoby menulis, pada akhirnya dia menjadi seorang penulis terkenal, seorang pelukis pada awalnya ia hanya iseng-iseng.

mmm aku punya sih hoby menulis tapi gak akan jadi penulis terkenal kayaknya 😀

sejauh ini saya (biar lebih baku) mempunyai banyak sekali hoby, dan terlalu banyak jika saya harus menyebutkannya di sini jadi hanya beberapa saja yang akan saya uraikan. Terkait mengenai banyak hal yang berbahaya sekali jika ditiru orang lain maka, saya simpan dan pendam dalam-dalam, jangan harap saya akan mndeskrisikannya di sini (orang yang pelit hoby) hahahahaa

Pertama, saya sangat senang sekali menulis dan melukis. kenapa?? Karena dengan kedua hal tersebut saya dapat mengekspresikan jiwa, imajinasi, dan perasaan yang saya punya bahkan menggambarkan masalah oran lain.IMG13167-20131031-2024

Ke dua, memancing. Di hari yang cerah dan santai adalah cocok sekali untuk menerapkan hoby ini dan tentunya harus ada danau atau sejenis tempat kita memancing.

Ke tiga, browsing. Saya juga sangat interesting terhadap hal ini. karena, di samping hiburannya, pendidikan di dalamnya juga dapat.

cropped-ee9ab1c6bb12.jpg

Ke empat, membaca buku. Yaaa tidak dipungkiri saya menyukai baca-membaca namun tidak semua buku saya sukai. Ada beberapa jenis buku saja yang saya suka membacanya. Salah satunya adalah novel, Biografi? Ada sihh, dan Biografi yang pernah saya baca adalah biografinya Jendral Ahmad Yani  Saya mengaggumi tokoh beliau yang pemberani dalam membela negara, mempertahankan kemerdekan dan cintanya yang besar terhadap keluarga.

Nah, di antara hoby yang sudah saya sebutkan di atas yang paling sering saya lakukan adalah menulis dan browsing. karena hal-hal tersebut lebih muudah saya lakukan.

Curhat #1

dear someone, ehh something ajha dehh

emmm pernah denger lagunya acha yang judulnya bertahan????

aku pernah, sekarang aku lagi dengerin dan rasanya semacam berada di masa yang indaaahhh bgt tapi ada hal yang aku sedihkan..

aku gag seperti sepenggal liriknya “karena kau di sisiku, di sampingku….”

sebab aku gag punya “kau” itu

adaa sih tapi itu adalah “kau, kau” yang lain yang gag aku kenal atau kau yang gag mengenal siapa dan apa rasa yang aku punya.

setelah baca ini,mmm apa kamu sudah sadar? aku mengharapkan “kau” seperti di lagu itu.